Posts

Showing posts with the label reflection

Kehilangan

Ruangan tak berpenghuni dengan sampah berserakan, cih buruk sekali. Kemana perginya sang tuan? Mimpi dan ambisi. Kakiku dingin sejak pagi, berharap tidak menjalar sampai hati. Aku lelah dan beruntungnya sudah tak menggebu minta mati. Hanya saja, tetap bingung harus bagaimana. Menyesali yang lalu dan mengkhawatirkan yang baru. Apa yang akan terjadi, setelah masa sewa raga habis? Ruh yang suci namun tidak, akan berlabuh kemana? Aku, tidak layak menjadi manusia. Karena enggan bersyukur. Anugrah yang diberi, tak bisa kumanfaatkan seutuhnya. Aku hanyut dalam pusaran kebingungan ini. Tak ada pintu darurat untuk terjun bebas. Mungkin hanya akan tenggelam   dalam samudra dan terhimpit bangkai pewasat. Sebenarnya aku tetep di sini.   Tapi, jiwa dan raga menyadarinya. Mereka kehilangan "aku" . Kembalilah. Hiduplah sekali lagi, untuk secuil harapan. Kamu boleh berlari sampai menemukan titik itu. Rangkailah mereka menjadi garis lurus, takdir yang nyata.  

Cara Mengatasi Ketakutan

 Menerima Aku sedang takut, marah, sedih, bingung dan tak bisa menolaknya. Hanya tersisa pertanyan “seandainya Rasul sedang merasa seperti ini, apa yang akan dilakukannya?” langsung kucari di youtube, dan medapat jawaban ketika sedih Rasul sabar, berdoa, salat, memohon untuk dihilangkan segala kesedihannya. Sabar adalah menerima segala ketetpannya dan mencari solusi, itu yang kutau. Tapi saat ini aku tak mampu mencari solusi, aku hanya bisa melamun, menikmati semua ketakutan dan ketidakberayaan ini. Aku ngga mau menyangkal emosi, karena jika iya, akan memperkuat perasaannya. Aku ngga butuh tanya “kenapa ini terjadi?” karena jawabannya takkan berujung. Ya, kompleks. Tapi disatu sisi, berdasarkan chenel favoritku, katanya dengan menemukan sumber masalah, itu berarti kita sampai pada solusi. Aku dilema. Aku hanya bisa menerima dan berusaha mengikuti Rasullulah. Sisanya, mari kita liat nanti. Ngga ada yang abadi di dunia ini, kecuali Allah. Jadi? Mari kita kuatkan keberanian, t...

Takut

Ya allah pemilik semuanya. Aku takut. Aku ingin belajar, tapi selalu terhalang iri hati dan dengki. Aku  malu melihat yang lain di depan sedangkan aku diam ditempat. Wahai pemilik hati dan perasaanku, aku takut. Aku takut pada semunya, hari ini, esok, seterusnya. Bagaimana kehidupanku pasca dunia ini? Aku ngga siap mempertanggungjawabkan semua yang dititipkan padaku. Boro-boro mau melaksanakan tugasnya, menjaga supaya tidak rusak saja tidak bisa. Aku takut. Hari ini, ngga bisa osce saat senin, dan lebih jauh dari itu ngga bisa jadi dokter. Aku gagal menjadi mahasiswa kedokteran. Aku ngga bisa bayangin besok, apakah aku bisa menolong orang lain, kalau aku sendiri ngga bisa menolongku dari takut. Ya Allah, sang penulis scenario, apakah peranku hanya   menjadi figuran? Atau antagonis? 2 minggu ini aku dihantui rasa takut, frustasi, dan cemas. Penelitianku mandek, secara individu lagi sakit dan banyak tugas lain, secara tim, kurang motivasi, koordinasi, arahan, dan banyak la...

Langkah Kedua

Kita akan bergerak dari dan ke mana ? Setelah menonton acara “ End Game ” milik Pak Gita Wirjawan dengan bintang tamu Mama Hana, pendiri yayasan penampungan orang   miskin dan aktivis sosial, ia berlatar belakang dari orang tidak mampu, cina, dan nasrani, kaum minoritas. Walaupun mendapat banyak tantangan dan dicurigai kristenisasi, dia sukses besar membuat gerakan positif di nusantara, bahkan bekerjasama dengan orang asing untuk menyejahteran masarakat Indoneisa. Lintas agama, litas suku, dan kesetaraan gender. Aku mendapatkan view baru tentang cinta yang tulus, saling mencintai antar manusia. Bercita meniadakan kesenjangan. Mengobati kebodohan dan kemiskinan. “Mulailah dari hal-hal kecil” katanya. Aku jadi ingat tujuan penciptaanku, untuk mambangun peradaban di bumi, menyeimbangan, menjaga, merawat, dan memakmurkan. Aku adalah bagian dari eksistensi alam semesta ini. Ada malaikat, jin, manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, dan semuanya beribadah pada Allah dengan caranya m...

Harapan

 Aku capek dan butuh istirahat Alhamdulilah aku sekarang berani mengakui perasaanku dan mencoba tidak menghakimi. Jujur melelahkan sekaligus menyenangkan. Dulu, saat SMA aku sangat ingin uji fitokimia dan melakukan penelitian, tapi terhalang fasilitas dan SDM pembimbing. Sekarang, 100% didukung fakultas, keluarga, pemerintah dan teman. Sungguh, terimakasih ya Allah. Makasih semuanya... Engkau Maha Pemurah. Maafkan hamba yang kerap tidak bersyukur, dengan tidak menjaga kesehatan tubuh dan pikiranku. Seperti papan catur, walaupun pion-pion bergerak, berkurang, atau didominasi oleh hitam atau putih, kita hanya mampu melihat dan memberi ruang untuk mereka datang dan pergi. Pikiran positif dan negative ini biarlah menemaniku. Aku ingin berjuang menyelesaikan penelitianku. Serta, menjadi dokter yang baik. Aku ingin berbuat kebaikan. Aku ingin pintar dan mampu menerapkan ilmu kedokteran. Aku ingin belajar blok respirasi sekarang. Banyak yang aku belum paham, seperti radiologi, baca ...

Bermakna

Aku bener-bener ngga kuat Aku marah, sedih, capek, frustrasi Kenapa aku bisa merasa begini? Apa yang sebenrnya terjadi?   Tuhan, aku harus bagaimana? Aku merasa terpuruk Banyak banget chat orang-orang yang ngga kutanggepin, ada yang ngga kebaca, atau senngga ga sengaja cuman kubaca. Sopan santunku hilang, aku lelah. Aku capek. Aku ingin istirahat 10 jam. Sebenrnya ini biasa aja, tapi aku juga ngga tau kenapa jadi ancur begini. Ngga ada yang berjalan lancar. Semua janji kuingkari, semua aturan tuhan kulewati. Tidak ada hal baik yang   tersisa di diriku. Aku selalu mendzolimi diriku, lagi, terus, dan selalu. Udah dua minggu aku di sini, rasanya banyak banget hambatannya. Tuhan, aku malu jika terus-menerus minta dikuatkan.   Sedangkan aku tak pernah mengikuti arahanmu. Aku memohon diberi lebih sedangkan hak sudah kuterima dan kewajiban meluap tak   tau kemana. Aku bener-bener gagap. Aku ingin istirahat. Aku tidak ingin berhenti. Tapi aku memohon diberi k...

Kegagalan Satu Juni

  KEGAGALAN DIAWAL JUNI Setelah kuperhatikan, rasa hampa   seminggu ini mungkin akumulasi stress dari Januari. Tidak ada yang berjalan lancar, padahal tentu saja ada progress. Kekecewaan= Ekspetasi-Kenyataan Ya… semakin tinggi ekpetasi, semakin rendah kenyataan, semakin besar kekecewaan. Ini membuatku frustrasi, hancur, jadi selama sebulan lalu, aku hanya melakukan Immature defense , strategi pertahanan diri yang kekanak-kanakan.   Marah-marah. Nonton youtube ngga berhenti-berhenti. Hanya ada youtube, instagram, weebtoon, line, dan wa. Hanya di situ saja. Jujur aku lelah. Dan aku ngga berani mengakui kegagalan, aku hanya kabur-kaburan. Aku ngga mau gini terus, walaupun aku   penuh dosa, aku ngga mau putus asa. Walaupun engkau tidak mencintaku Tuhan karena aku tak bertaqwa, dimana aku selalu mengecewakanmu, aku ingin engkau tidak membenciku.   Gimana caranya aku menghadapi semua kegagalan ini dengan dewasa? Pertama, aku mau ceritain semua kegelisaha...

Langkah Pertama

Langkah Pertama Alhamdulilah, aku sudah istirahat sejenak. Melelahkan sekali minggu pertama kuliah di semester empat. Bukan hanya karena materi yang terasa asing, tapi beban tugas organisasi yang membuatku sekarat. Untuk kesekian kalianya aku ngalamin yang namanya burnout. Kelelahan sangat parah, dari fisik, mental, emosi, semuanya. Penyebabnya beragam, yang jelas ini efek dari akumulasi tekanan   sehari-hariku. Selama senin-jumat, selalu, kuliah jam 07.00-16.00 lalu 19.00-sekian aku organisasi. Capek? Banget. Dan parahnya sabtunya, aku ke bandarlampung, untuk hal yang ‘sia-sia’. Apakah aku harus jelaskan ke   sia-siannya itu? Jadi, di hari itu aku ada acara Lokakrya UKM U Saintek, aku jadi PJ konsumsinya, sebenrnya udah kudelegasikan tugasnya ke adik tingkat, tapi dia ga bisa belinya. Akhirnya aku yang beli. See? Sederhana ya? Oh tidak, jarak rumahku ke sana itu 1 jam lebih. Aku naik motor, dalam keadaan sakit. Lalu jam 9 nya aku ada acara di fk, pas nyampe sana, baru...

Dibawah Tekanan

Dibawah Tekanan ”Sekarang ketika liburan okey, semuanya bisa kujalanin. Tapi pas masuk   besok, aku takut ambruk” “Aku takut kaki atau perutku keram, napasku kehabisan, ada ombak tinggi, badai dasyat, daratannya ga segara terlihat, banyak yang lebih hebat dariku. Dan aku mati tenggelam sendirian di samudra ini.” Setalah seminggu diampiri oleh takut, cemas, kwahatir, marah, dan berdebar. Akhirnya aku menemukan semua makna baru. Siapa yang sangka, atas kehadiran mereka, aku jadi belajar meditasi, makin buka wawasan, ide untuk buat applikasi self helpler, pertolongan untuk diri sendiri. Kayanya aku bener-bener harus buat Mekanisme P3K. Pertolongan pertama pada kesepian, ketakutan,   kecemasan, dan ke ke lainnya. Bukan untuk lomba, cari keuntungan biaya, atau pujian dan sanjungan. Aku beneran pengen buat applikasi yang ramah buat orang yang lagi ngga nyaman dengan dirinya sendiri. Aku memang belum tau gimana ngerealisasiiinnya. Tapi, aku pengen berjuang. Aku sudah menemuka...

Ini Semua Menyakitkan

-Menyakitkan- Aku khawatir banget akan banyak hal. Dan aku ngga tau harus gimana? Aku selalu nanya, harus gimana, harus gimana, sampe kepala aku mau pecah, dan jantungku berhenti berdetak karena neurotrasmiter dari otak yang mogok. Aku takut, aku harus cari bantuan. Yaps. Satu sisi, sepertinya ortuku lagi banyak masalah, temenku juga, trus mau konseling online mahal cuy, 150 ribet 45 menit. Sayang banget uangnya whwhwhwh. Aku kesepian. UKT belasan juta. Aku bingung harus gimana. Mengerikan sekali. Ternyata selama ini, aku ngga pernah berpikir akan seperti apa kedepan. Aku ngga nyangka masalah biaya ngebuat aku frustrasi banget. Apa aku pantes hidup di dunia ini Tuhan? Aku harus gimana? Ini adalah amunisiku untuk menghadapi dunia 5   tahun kedepan. Aku menjadi dokter dan seorang peneliti. Untuk apa organisasi? Untuk berlajar mengatur diri, pembagian waktu, tanggung jawab, dan belajar. Ini semua adalah proses. Untuk peraasan khawatir akan mamah   ayah, ya memang seharusnya...

Mencari Diri

Konsep diri seperti apa yang harusnya aku pake? Banyak yang aku risaukan sekarang. Tentang kehidupanku kemarin, sekarang dan masa yang akan datang. 1.        Waktu istirahtku yang ngga teratur 2.        Porsi main instagramku yang berlebihan. 3.        Mempertanyakan mimpi dan tujuanku 4.        Perasanku yang semakin berkembang atau malah layu? 5.        Penurunan kemampuan berpikir logis 6.        Pengen punya konsep pribadi sendiri tentang diri sendiri dan alam semesta seisinya 7.        Uang? 8.        Mau dibawa kemana blog, konten instagramku, dan youtubeku? 9.        Bahasa inggrisku   atau menulis karya ilmiah, mana yang paling prioritas sekarang? 10.    Aku pengen nerbitin lit...

Apakah kamu merasa, hidup tidak berharga?

  Hidup Tidak Berharga Jika kamu terkadang merasa, hidup terasa begitu sulit, sehingga tidak lagi berharga untuk dijalani, lanjutkan membaca. Kamu ngga sendirian, aku juga.    Apa yang mungkin kamu pikirkan atau rasakan Rasa sakitnya tampak luar biasa dan tak tertahankan. Kamu merasa putus asa, seperti tidak ada gunanya hidup. Kamu dikuasai oleh pikiran negatif dan mengganggu. Kamu tidak dapat membayangkan solusi apa pun untuk masalah kamu selain bunuh diri. Kamu membayangkan kematian sebagai kelegaan. Kamu pikir semua orang akan lebih baik tanpa kamu. Kamu merasa tidak berharga. Kamu merasa sangat kesepian bahkan ketika kamu punya teman dan keluarga. Kamu tidak mengerti mengapa kamu merasa atau berpikir seperti ini. Yang perlu kamu ingat Kamu tidak sendiri. Banyak orang lain telah melalui apa yang kamu alami dan hidup hari ini. Tidak apa-apa membicarakan tentang bunuh diri. Ini dapat membantu kamu...

Random 23:44

Mau tidur, tapi pengen cerita T_T hari ini aku seneng banget, alhamdulilah, karena udah selesai pembelajaran disemester dua, trus besok mau ke pmi, rencananya pengen donor darah, tapi aku ragu bisa donor, kalo kurang tidur gini, darahku rendah, kaya waktu itu, ditolak sama perawatnya:( tapi mau tidur juga sayang gitu, rasanya pengen menikmati malam yang tenang ini, hahahaha ciee baca tulisan ini, makasih yaaa, haloo Astri masa depan, ini dirimu dilima belas Juni aku mau ngasih tau kamu, hari ini kamu punya misi lohhh, cieeee, apa tuh? itu loh, ituuuu hahaha udah ah udah, selamat malam, yaa 3 menit doang nulis ini, tapi gapapa pengen ajaaa, see you Babe!

Bolehkah Kumencitaimu Dengan Alasan?

Bolehkah Kumencitaimu Dengan Alasan? Akan kuawali narasi ini dengan teknik pengembangan pola paragraf yang pagi ini baru diajarkan. Dinget-inget ternyata aku kehilangan sepenggal materinya, akibat ke toilet. Tapi siapa yang peduli? Bukankah temen lebih penting? Eh sabar, tiba-tiba aku sesak. Huh, setelah beberapa detik menenangkan diri, kulanjutkan ya, jadi tadi temen sebelah bangkuku memintaku untuk menemaninya ke toilet, aku iyakan, dan hasilnya seperti yang barusan aku jabarkan. Pertemanan itu pada dasarnya dibangun. Oleh siapa? Mereka yang ingin berteman. Aku mulai membuka diri lagi, pasca kegelisahanku kemarin. Aku mulai menyayangi mereka.  Mungkin mereka tidak tahu, bahwa berhasil menarikku ke dalam dunianya. Benih-benih rasa mulai timbul. Aku berniat untuk menjalin keluarga baru di sini. Dengan versiku, akan kususun persahabatan tanpa memaksa embel-embel pengakuan mereka. Apa yang harus aku lakukan ketika memutuskan mereka menjadi keluarga baruku? Mengirimkan doa, senant...

Membuka Diri

Membuka Diri Jika hadirmu masih kupandang sebelah mata, percayalah itu bukan salahmu. Malam itu kau mengetuk pintu rumahku. Kudapati sikap tubuhmu yang meragukan dari celah jendela. Lihatlah siapa yang datang, aku tak mengenalinya. Apakah harus kubuka? Tentu saja tidak. Bagaimana kalau ternyata ia seorang pencuri? Perusak sunyi. Terkunci mati. Tapi kini, ketika pandemi, barulah terasa sepi. Aku rekontruksi catatan harian bulan lalu, yang dituliskan dengan penuh amarah serta kecemasan. Hanya untuk memastikan, sudah berapa lama engkau pergi. Aku keliru telah mengabaikanmu. Seharusnya aku tak berlaku kasar atas kunjunganmu yang lalu. Seharusnya kalau aku tak mengenalmu dan ragu apakah engkau bermaksud buruk atau baik, aku bertanya padamu. Tak lantas membolehkanku curiga begitu saja. Dan dini hari ini kau kembali. "Lalu siapa kamu?" Aku bertanya padanya. Pada Al-Quran yang tergeletak di sudut lemari.

Pertualangan Mental Mahasiswa Kedokteran

Pertualangan Menjadi Seorang Dokter!  14/03/2020 Akan saya ingat perasaan ‘aku benci dengan diriku’ malam ini. Memang berat, tapi aku mencoba kuat. Sebentar lagi aku juga meninggal, jadi kenapa harus khawatir? Aku ngga akan selamanya menderita, semoga dengan perjalanku ini aku dapat bertumbuh dengan maksimal. Ini adalah misiku, menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran, guna menjadi psikiater, membantu masyarakat sebik-baiknya.    Ini hanya subuah novel, disetiap konflik selalu ada penyelesaiaanya. Biarkan saja rakan-rekanku berada jauh di depan sana. Biarkan saja. Aku cukup membenci diriku, bukan kamu. Karena aku pun yang akan bertangung jawab atas pilihanku. Serius, perasaan frustrasi malam ini; malam menjelang ujian, akan kujadikan role model untuk diriku. Setidaknya, besok, ketika aku kembali membenciku, aku bisa mengingat, bahwa aku akan baik-baik saja. Hanya soal rasa. Itu tidak nyata. Karena kenyataannya, aku tetep dicintai. Terimakasih ya Allah, ...