Dibawah Tekanan
Dibawah Tekanan
”Sekarang
ketika liburan okey, semuanya bisa kujalanin. Tapi pas masuk besok, aku takut ambruk”
“Aku takut kaki atau perutku keram, napasku kehabisan, ada
ombak tinggi, badai dasyat, daratannya ga segara terlihat, banyak yang lebih hebat dariku. Dan aku
mati tenggelam sendirian di samudra ini.”
Setalah seminggu diampiri oleh
takut, cemas, kwahatir, marah, dan berdebar. Akhirnya aku menemukan semua makna
baru. Siapa yang sangka, atas kehadiran mereka, aku jadi belajar meditasi,
makin buka wawasan, ide untuk buat applikasi self helpler, pertolongan untuk
diri sendiri. Kayanya aku bener-bener harus buat Mekanisme P3K. Pertolongan
pertama pada kesepian, ketakutan, kecemasan, dan ke ke lainnya.
Bukan untuk lomba, cari
keuntungan biaya, atau pujian dan sanjungan. Aku beneran pengen buat applikasi
yang ramah buat orang yang lagi ngga nyaman dengan dirinya sendiri. Aku memang
belum tau gimana ngerealisasiiinnya. Tapi, aku pengen berjuang. Aku sudah
menemukanmu, tujuan hidupku. Aku pengen menyelamat orang lain dari dunuh diri. Aku
pengen bantuin mereka, keluar dari keingan buruknya. Mereka juga ga milih kok
untuk dilahirkan dengan genetik atau lingkungan tersebut. Sehingga punya pikiran seperti itu. Ada kalanya, terjadi,
dan terjadilah.
Di dunia ini banyak orang yang
kesulitan komunikasi. Mungkin menurut meraka, mereka sudah. Tapi, sebenrnya
belum. Apa si komukinasi itu? Menyampaikan informasi. Jadi ketika percakapan
mereka tidak menimbulkan pengetahuan baru atau pemahaman yang sesusai keingan
si informaan, menurutku mereka belum kemunikasi, mereka hanya bercakap.
Aku ngga pernah ngebayangin akan
sepadet ini jadwalku setahun ini. Mungkin karena tahun terahirku di kepala
satu, jadi banyak hal yang ingin aku realisasikan. Tahun ini aku akan 20 tahun.
Semoga lebih dewasa dan matang.
Jujur, lagi banyak tekanan banget aku. Sampai cemas banget ga
karuan. 3 hari berturut-turut kemarin, aku tidur diatas jam 01.30 kenapa? Karena
banyak pikiran. Okey lah kalau seandainya pikirian doang, tp ini lebih. Jantungku
berdebar ga karuan. Bergemuruh.
Organisasiku kebanyankan? Ya bisa
jadi bener atau salah. Mungkin juga sesuai. Dari nasional, aku ikut BAPIN-ISMKI
sekdiv Temilanas, di univ aku ikut UKM Saintek jadi sekdiv Dana Usaha, di
fakultas ikut Lunar jadi sekum. Dan di club tari fakultas jadi wakilnya. Well,
berat banget bayanginnya.
Lah tri kenapa kamu terima posisi
tersebut kalau kamu sendiri ragu bakal bisa ngejalaninnya? Kamu egois ya tri,
ikut ini itu cuman cari popularitas. Kamu sebenernya pengen jadi mahasiswa
berprestasikan? Kamu cuman pengen jadi Mapresnya Unilakan? Kamu cuman pengen
sombongkan? Iyakan? Kamu ga tuluskan tri ikut itu? Kamu cuman pengen jabatan
doangkan? Sebenrnya kamu ga punya kemempuan apa-apa kan? Tanya temen angkatanmu, mereka semua juga tau kamu
orang yang buruk. Iyakan? Inget medical gathering di semester satu? Inget mereka
semua mencmoohmu? Inget mereka semua menertawakanmu? Menghinamu di depan
ratusan manusia? Inget kamu dipermalukan dan dibenci mereka?
Kamu cuman carper. Iyakan tri? Kamu
juga takut nilai dapet C bukan karena artinya ga siap ketemua pasien, tapi malu
sama geng belajarmukan? Kamu malukan jadi yang paling rendahan di antara “Barisan
Depan”? jujur as, sebenrnya itu semua yang mau kamu carikan? Posisi teratas,
untuk sombong, dan menjatuhkan semua manusia dimuka bumi ini? Iyakan?
Entah angin apa, akhirnya aku
bercerita pada orang yang tidak kusangka-sangka. Anissa Maul, tentang semua
keresahanku terkait dunia perkuliahan, organisasi, prestasi, konten,
kepenulisan, dan bahasa. Dari sekian percakapan, pertanyaan yang kulontarkan. Aku
punya jawabanya intinya. Yakni: KOMUNIKASI.
Seandainya besok
aku ga kuat, gapapa. Kata maul:
·
Lakuin sebisanya, semaksimalnya.
·
Benerin niatnya. Jangan kepaksa, kalau ga tulus,
semuanya akan tersara susah.
·
Harus bisa nganalisis posisimu disuatu
organisasi. Ada saatnya kamu lepas, ada saatnya harus terjun langsung. Perhatiin,
apa yang bisa kamu bantu buat organisasimu. Analisis, sebenrnya seberapa
mendasaknya tugasmu tersebut? Apakah bisa didelegasikan?
·
Ga usah takut sama apa yang belum terjadi. Jalanin
aja semuanya. Mengalir. Yang penting kita tau alamat tujuannya, jadi jalan aja.
Kita tau timelinenya dari setiap organisasi.
·
Kalau capek, istirahat. Minta tolong back up orang
lain. Inilah, komunikasikan. Sampaikan apa yang menurutmu susah. Gapapa minta
tolong dan banyak tanya ke orang lain. Bukan carper, tp memang kita butuh
masukan dari mereka. Belajar.
·
Misal, kalau ada 5 progja, ya dibagi aja PJ nya.
Semua anggota kamu harus ngerasain kepusinganmu. Ehehe
·
Kalau missal gagal, gapapa as. Walau pas
organisasi X kamu ga bisa majuinnya, tapi siapa tau setelahnya kamu dapet pembelajaran
tentang makna “gagal” dan dilain waktu, kemu bener-bener bisa majuin suatu
organisasi Y.
·
Sebagai kadiv, kita berpikir. Kasih gambaran
eksekusi (jangan terperinci, supaya anggotanya juga maju, explore diri). Dan
ngajak. Okey maksimal.
·
Keinginan pasti banyak, cuman eksekusinya
satu-satu dulu. Pastinya bertahap.
·
Susautu kerasa berat kalau cuman dipikirin. Enak,
eksukusiin.
Aku pengen buat sesuatu yang
berarti di dunia ini. Ada alasan, misi tentu, kenapa aku dihadirkan di dunia
ini. Aku membantu orang lain, untuk menyelamat bumi, untuk menjaga bukan
merusak. Tidak ada yang menuntutku,
orangtua, orang lain, ataupun Tuhan. Tidak ada yang memaksa. Karena memang pada
awalnya, aku diciptakan untuk menjaga. Menyelamatkan.
Kalo capek bilang. Jangan diem. Jangan
dipendam sendiri. Bilang, syukur-syukur bisa diback up. Mau tau ga? Siapa yang
paling bisa diandalkan? Kalau kalian tebak jawbannya sahabat, salah. Keluarga? salah.
Terus? diri sendiri? Masih salah. yang bener Allah, Maha bisa diandalkan.
Tapi kalau kalian cerita ke manusia bukan berarti ngga "menyerahkan semuanya" pada ALLAH, atau ngga percaya pada-Nya. Bukan gitu konsepnya. Toh, manusia memang saling membutuhkan dan menolongkan?
Bener kita minta bantuan ALLAH, curhatnya ke Allah. Tapi medianya ga hanya doa atau salat kok, dengan berdialog dengan orang yang sesuai, bisa memhubungkan kita pada Allah.
Dengan kita bercerita pada orang yang tepat, kita
semakin membuka pertolongan. Tapi gimana carri cara menemukan orang yang tepat? Berdoa. Minta ke Allah diberi kemudahan mencari pertolongan. Berusahalah mencari bantuan. Kita kalau mau minta
bantuan pada orang, bilang ke Allah, “ya Allah bantulah hamba, berikanlah waktu
perhatian dan kasih sayang dia padaku, bantuanlah dia agar bisa membantuku ya
ALLAH” gitu…. Lalu berdialoglah dengan orang tersebut...
Ingat, kamu diizinkan kok untuk:
-membuat kesalahan
-punya pendapat yang berbeda
-melakukan hal yang membuatmu
bahagia
-punya hubungan yang membuatmu
bahagia
-meminta bantuan orang lain
-menentukan pilihan sendiri
-menjadi tidak sempurna
-tidak selalu bahagia
(Reference: meaningful.me)
Ketika kamu dibawah tekanan. Komunikasikan. Apapun keadaan kita sebaiknya
selalu komunikasikan pada Allah sii, okey? Feeling down? Let’s talk. Pekalongan, 01.08
pagi, 15 Maret 2021
----
Semoga kamu yang membaca ini, tau apa yang aku rasain, dan bisa menyelesaikan masalah yang kamu hadapi. Semangat ya, makasih udah baca tulisanku yang ga terstuktur ini, karena aku cuman ingin berbagi yang menurutku baik.
Comments
Post a Comment