Burnout Recovery
“Kenapa saat tertekan, yang terbayangkan hanyalah tali yang terlilit di leher atau kepala yang tergantung?”tanyaku dalam tangis. Aku sangat merasa berisiko tinggi terhadap bunuh diri. Sungguh sebuah kesadaran, bahwa aku terancam oleh pikirian itu.
Lima minggu ini aku stress sekali, kelelahan secara fisik dan
mental, dan kehilangan spiritual. Bisa disebut burnout. Sudah 24 jam lebih, aku
mencoba memulihkan diri, dari mencoba tidur yang puas, skip kuliah, menonton
acara kesukaan, dan menjamah setitik Al-quran.
Namun, rasanya masih oleng, badanku belum siap untuk kembali
terjun ke arus dunia yang semakin deras. Aku jatuh cinta dan terluka, pada
ekspektasi. Aku sangat memperjuangkan masa depan, sampai lupa kondisi saat ini
kian terpuruk, dan membahayakan alam selanjutnya.
Aku menjadi teringat malam itu, memakai celana dan baju cokelat,
ditengah mendung yang banyak kilat dan petir, aku terpaksa menaiki lantai
paling atas di gedung itu, mencoba menghindari sapuan ombak yang naik ke
daratan, aku dapat mengingat dan merasakaan dengan jelas ketakutan itu hingga kini. Entah kenapa sore
itu aku bisa berada di singapura. Dan beruntungnya, aku mengucap syahadat
kembali saat tsunami itu bener-bener melahapku. Lalu terbangun.
Sungguh, aku takut meninggal dalam keadaan buruk. Dalam kecelakaan
bunuh diri. Aku takut tak kuasa menahan diri. Aku ingin hidup lebih panjang,
untuk berbuat kebaikan sebaik-baiknya. Aku ingin di kehidupan selanjutnya tidak
menderita.
Hari ini aku sangat merasakan hadirmu. Meski terlalu sering
meragukan, tapi engkau tetap mau menemani, dan mengabulkan doaku. Ditengah keinginanku
bunuh diri, selalu engkau sematkan harapan. Aku ingin menjadi azizah, kuat. Tidak
ada segala daya dan upaya kecuali kekuatan darimu.
Aku berharap bisa menjadi kuat. Memperbaiki semua keporak
pooranda ini. Jujur aku lelah menjalani rutinitas yang begitu intens. Aku sempoyongan.
Aku takut, takut, dan takut. Tapi, malam ini aku terketuk, sudah sejauh apa
langkahku, hingga memutuskan ingin berhenti?
Kesalahanku lebih banyak dari kebermanfaatanku. Aku belum
menjadi hamba yang membanggankanmu. Aku ingin kembali ke jalan yang benar,
menuju padamu ya Allah.
Mulai darimana ya?
0. Istirahat, cas kembali semua daya
1. Buat list kerjaan yang harus diselesaikan
2. Sususn prioritas
3. Action, gerak, lakuin yang harus dilakuin
4. Tiap hari luangin waktu tidur yang cukup, baca alquran,
solawatan
Salam
hangat dari dini hari, 01.38, 16 Oktober 2021
Comments
Post a Comment