Putus Asa dan Cara Menyikapinya

Putus Asa dan Cara Menyikapinya

Selain air, seutuh gelas dapat mengandung udara, batu, dan debu. Begitu pun manusia yang terdiri atas jiwa dan raga. Lantas, ditubuh yang berlebel aku, ada berapa banyak jenis mahluk yang mengisi?

Aku kerap takut padanya, orang asing yang menjelma menjadi mahluk buas. Susah ditebak, dikendalikan, dan dihindari. Saat ini, harapanku hanya ingin bebas dari cengkramannya.

Genap seminggu ia menghantui. Memaksa untuk dituruti. Tak kuasa membuatnya raib atau mengalihkan pandang. Aku terkepar, terbujur kaku, tergeletak sendirian di kamar. Terkunci dalam ruang pengap yang gelap. Banyak suara mistirius yang membisikan untuk “mati” dan “benci pada Tuhan”. Lebih dari sekedar cemas. Ia adalah putus asa.

Mungkin saat ini aku disisipi setan. Apa yang harus aku lakukan? Apa solusi dari putus asa?

Menyambung asa. Mengikat kembali harapan-harapan yang putus.

Pertama, ingat tujuanmu diciptakan Allah untuk apa, yakni beribadah, menjadi khalifah atau wakil Allah yang menjaga bumi, dan membangun peradaban.

Kedua, meminta bantuan ke Allah, berdoa agar dikuatkan, baca ayat kursi, dan dzikir.

Ketiga, meminta bantuan ke orang yang menurutmu layak. Ini merupakan bentuk usaha yang nyata, jangan disepelein, cari sudut pandang orang lain yaa

Keempat, menyerahlah pada Allah, bukan pada diri sendiri. Serahkah semuanya padaNya.

 

Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang (Az-Zumar ayat 53)


Comments

Popular posts from this blog

Contoh Tugas Refleksi Diri