Jatuh Cinta Lagi
Jatuh cinta lagi?
Aku buta melihat kebenaran? Sayangnya tidak lumpuh untuk berjalan dalam kemaksiatan. Kecacatan yang sempurna? Begitukah?
Tersesat. Bukan karena tidak mengetahu arah yang benar. Tapi
lupa untuk tetep berjalan kearahnya. Jasmaniku letih.Tapi, perasaanku enggan tuk rebahan. Rasa
cemburuku dengan perempuan itu bukan karena ia dipilih oleh sesorang yang
membuatku tertarik dan condong hati. Karena aku salah
jatuh cinta lagi.
Kenapa urusan lawan jenis begitu mengusikku tuhan, aku ngga
tau harus berusaha bagaimana, aku takut, kembali ke terotoar saat naik motor
dan jatuh pada lubang jalan yang digenangi sisa hujan. Mengambil yang bukan hakku atau jatuh tersungkur. Aku takut
melenceng lagi dan lagi.
Tuhan, belum selesai aku menghabiskan rasa bersalah padamu yang lalu, sekrang dia menambah rasa yang baru? Lukaku seperti tesiram pasir. Belum sembuh, kembali perih.
Perjalanan ini bergitu melelahkan. Seakan aku lupa atas
pertolonganmu. Mungkin memang kendaranku tak sebagus mereka dan bahan bakarnya
pun hanya petalite, bukan pertmax yang kualitasnya kalah baik.
Mereka menyalipku. Menembakan lampu jauh dari arah depan dan
belakang. Menelakson seenaknya. Mencipratkan air kubangan hujan. Ya seperti
itulah.
Aku belum siap berjalan. Tapi, bukankah ini lebih baik? Daripada aku harus
bertelanjang kaki. Bukannya itu lebih baik? karena tidak menyusahkan pemerintah
dengan menambah tanggungan subsidi premium?
Kecepatan kita tak sama, kamu silakan melewatkanku. Kamu pun
boleh mengusik kenyamananku bekendara. Aku tak masalah jauh dibelakang kalian.
Suatu saat, aku pasti akan menyusulmu. Atau hanya sekdar melihat pungungmu yang
takkan tergapai.
Bukannya aku tak punya tujuan, ah sudahlah aku selalu aja
beralasan.
Sekarang apakah kamu siap? Jangan berhenti selamanya. Semua
kendali ada ditanganmu, mau ngegas, mau ngerem, sekedar singgah, mampir,
tinggal, atau terus melangkah. Tak masala. Asalkan kamu ingat, waktu yang kita
punya ngga banyak. Mungkin hanya sehari atau sepetang, kita diberi masa untuk
bergerak, sampai pada akhirnya kita sudah sampai pada sang tuan.
Galau gapapa, asalkan disalurkan ke yang bener. Patah?
Biarin aja, mungkin memang ranting yang ringkih, semoga tumbuh baru, dengan
yang lebih sempurna. Akan kunantikan apel manis dari pohonmu. Teruslah
bertumbuh. Jangan bersedih, ada Allah.
Comments
Post a Comment