Mungkin, Aku Ada di Sini Untuk Menyemangatimu
Derita Adalah Bagian Dari Proses
Nilai memang bukan segalanya, tapi itu interpretasi pemahaman kita. Dan nyatanya aku masih dibawah standar masyarakat, apa tetap bisa aku menjadi psikiater? Banyak hal yang kutangis hari ini, bukan soal penyesalan, tapi merasa tak tahu diri saja. Aku gagal, ya, selalu menjahati diri sendiri.
Aakah engkau sedang menertawakanku Tuhan? Aku bakal benci, seandainya itu benar. Aku malu memohon dan berharap pada-Mu, maaf tuhan, aku selalu melakukan hal-hal yang sia-sia.
Setiap hari aku baca webtoon, 1 jam. Lebih. Kenapa ya, dorongan itu begitu kuat? Tuhan, aku benci dengan diriku. Aku iri dengan mereka, nilaiku hanya 40, yaa. Sepertinya aku akan mengulang blok ini, yang artinya akan menambah semester diakhir nanti.
Tamparan kenyataan hari ini buatku pilu, langkahku kerap kali keliru. Kukira maju ternyata masih mematung. Tapi, aku pun tidak bisa menyalahkan diri sepenuhnya, aku sering menghabiskan waktu ngga jelas, karena merasa tertekan dengan kehidupan perkulihan ini. Nyawaku seakan-akan ditarik dari ubun-ubun saat pelajaran di kelas.
Sekarang apa? Mau kayamana lagi? Belajar sama orang lain salah, belajar sendirian juga salah. Aku harus apa? Aku benci banget sama diriku. Kenapa orang-orang bisa begitu bersinarnya, sedangkan aku hanya, entah, aku hanya apa pun tidak tahu.
Aku sedih banget. Aku bukannya ngga mau menghargai diri sendiri, tapi, aku memang ngga pantas untuk itu. denganMu saja tuhan, aku hanya terus-terusan berbisnis, selalu mengharapkan keuntungan maksimal dengan modal yang sedikit-dikitnya.
Hari ini, aku berada di posisi sepuluh besar, dari akhir. Selamat ya Astri. Setengahnya pun ngga sanggup terjwab dengan benar. Sama mereka, anak laki aja, aku ngga ada apa-apanya. Aku salah mengira perumpuan akan selalu ungul soal rajin. Aku keliru, kukira aku rajin, ternyata hanya berpura-pura.
Aku sedih, lalu apa? Mau ngemis kesiapa? Tuhan? Bolehkah aku tetap meminta padamu? Walaupun aku sudah kotor dan ngga pantas berada di muka bumi ini. Kuatkan aku tuhan. Penuhkan diriku dengan harapan. ------
Semanis ini rasanya, yang dinamakan kegagalan. Kalau pada akhirnya aku harus mengulang blok ini lagi ya mongga, silakan.
Aku mecintaimu, tri. Duhai rasulalluh, engkau apa kabar? Dengan kejadian ini, aku bisa merindukanmu lagi. Kemarin, ngga ada yang salah, cuman keliru sedikit, udah bagus niatnya, tinggal aksinya yang ditingkatin lagi.
Aku bersalah, tapi aku mau bertangung jawab. Demi siapa? Demi seluruh peradaban dunia ini. Aku percaya yang sedih hari ini ngga cuman aku, malah pasti ada yang masalah lebih parah. Mungkin dengan kejadian ini, aku bisa menyadarkan orang lain, bahwa salah tidak sepenuhnya salah. Selalu ada ruang untuk pembenaran.
Aku dari kemarin belum bisa melepaskan diri dari webtoon, chanel youtube yang ga jelas dan bujuk rayu setan yang menyeretku jauh dari salat. Dan ada beberapa part dalam sehariku yang terpakai untuk hal-hal tidak bermanfaat, sebenrnya kebermanfaat itu relatif. Karena yang ngga bermafaat pun sebenernya ngga sepenuhnya begitu. Untuk senang-senang, gimana? Apa itu ngga berguna?
Aku belum bener-bener belajar, masih sombong diriku, kerap kali merasa sok tau, ga mau dengerin orang. Aku memang hina, tapi tetap berharga. Cuman aku yang bisa nilai kapasitasku.
Disatu sisi aku lemah, tapi ruangan ini memiliki lima sisi lainnya yang belum tentu sama. Semoga atap dan dasar rumah diriku ini, tidak runtuh, karena, dengannya aku dapat mengingat Tuhan dan menyadari aku hanya tanah. Aku harus belajar dari alam semesta ini. Baru kutau, ternyata kegagalan bisa terasa manis ya.
Nilai memang bukan segalanya, tapi itu interpretasi pemahaman kita. Dan nyatanya aku masih dibawah standar masyarakat, apa tetap bisa aku menjadi psikiater? Banyak hal yang kutangis hari ini, bukan soal penyesalan, tapi merasa tak tahu diri saja. Aku gagal, ya, selalu menjahati diri sendiri.
Aakah engkau sedang menertawakanku Tuhan? Aku bakal benci, seandainya itu benar. Aku malu memohon dan berharap pada-Mu, maaf tuhan, aku selalu melakukan hal-hal yang sia-sia.
Setiap hari aku baca webtoon, 1 jam. Lebih. Kenapa ya, dorongan itu begitu kuat? Tuhan, aku benci dengan diriku. Aku iri dengan mereka, nilaiku hanya 40, yaa. Sepertinya aku akan mengulang blok ini, yang artinya akan menambah semester diakhir nanti.
Tamparan kenyataan hari ini buatku pilu, langkahku kerap kali keliru. Kukira maju ternyata masih mematung. Tapi, aku pun tidak bisa menyalahkan diri sepenuhnya, aku sering menghabiskan waktu ngga jelas, karena merasa tertekan dengan kehidupan perkulihan ini. Nyawaku seakan-akan ditarik dari ubun-ubun saat pelajaran di kelas.
Sekarang apa? Mau kayamana lagi? Belajar sama orang lain salah, belajar sendirian juga salah. Aku harus apa? Aku benci banget sama diriku. Kenapa orang-orang bisa begitu bersinarnya, sedangkan aku hanya, entah, aku hanya apa pun tidak tahu.
Aku sedih banget. Aku bukannya ngga mau menghargai diri sendiri, tapi, aku memang ngga pantas untuk itu. denganMu saja tuhan, aku hanya terus-terusan berbisnis, selalu mengharapkan keuntungan maksimal dengan modal yang sedikit-dikitnya.
Hari ini, aku berada di posisi sepuluh besar, dari akhir. Selamat ya Astri. Setengahnya pun ngga sanggup terjwab dengan benar. Sama mereka, anak laki aja, aku ngga ada apa-apanya. Aku salah mengira perumpuan akan selalu ungul soal rajin. Aku keliru, kukira aku rajin, ternyata hanya berpura-pura.
Aku sedih, lalu apa? Mau ngemis kesiapa? Tuhan? Bolehkah aku tetap meminta padamu? Walaupun aku sudah kotor dan ngga pantas berada di muka bumi ini. Kuatkan aku tuhan. Penuhkan diriku dengan harapan. ------
Semanis ini rasanya, yang dinamakan kegagalan. Kalau pada akhirnya aku harus mengulang blok ini lagi ya mongga, silakan.
Aku mecintaimu, tri. Duhai rasulalluh, engkau apa kabar? Dengan kejadian ini, aku bisa merindukanmu lagi. Kemarin, ngga ada yang salah, cuman keliru sedikit, udah bagus niatnya, tinggal aksinya yang ditingkatin lagi.
Aku bersalah, tapi aku mau bertangung jawab. Demi siapa? Demi seluruh peradaban dunia ini. Aku percaya yang sedih hari ini ngga cuman aku, malah pasti ada yang masalah lebih parah. Mungkin dengan kejadian ini, aku bisa menyadarkan orang lain, bahwa salah tidak sepenuhnya salah. Selalu ada ruang untuk pembenaran.
Aku dari kemarin belum bisa melepaskan diri dari webtoon, chanel youtube yang ga jelas dan bujuk rayu setan yang menyeretku jauh dari salat. Dan ada beberapa part dalam sehariku yang terpakai untuk hal-hal tidak bermanfaat, sebenrnya kebermanfaat itu relatif. Karena yang ngga bermafaat pun sebenernya ngga sepenuhnya begitu. Untuk senang-senang, gimana? Apa itu ngga berguna?
Aku belum bener-bener belajar, masih sombong diriku, kerap kali merasa sok tau, ga mau dengerin orang. Aku memang hina, tapi tetap berharga. Cuman aku yang bisa nilai kapasitasku.
Disatu sisi aku lemah, tapi ruangan ini memiliki lima sisi lainnya yang belum tentu sama. Semoga atap dan dasar rumah diriku ini, tidak runtuh, karena, dengannya aku dapat mengingat Tuhan dan menyadari aku hanya tanah. Aku harus belajar dari alam semesta ini. Baru kutau, ternyata kegagalan bisa terasa manis ya.
Comments
Post a Comment