Posts

Mine

Dia sahabat sekaligus kekasihku. Kuharap dia tidak keberatan kuakui seperti itu. Aku ingin bersama dan menjadi seperti dirinya, yang selalu benar dan jujur, tak pernah ingkar atas ucapan dan perbuatannya, bisa dipercaya, menyampaikan kebaikan, selalu menyayangi, memberi kebahagiaan, bijaksana, dan cerdas. Aku belum terlalu mengenalnya, tapi terlanjur sayang padanya. Meski rasa suka ini belum mampu tersampaikan, doa selalu terucap untukmu. Awalnya, aku hanya tahu namamu dari cerita orang-orang disekitar, tapi semakin hari informasi tentangmu semakin terpancar Ibadah baik, kegiatan sehari-harinya baik. Kenapa engkau bisa sekeren ini? Kenapa bisa sekuat itu jiwamu? Masyaallah Ah, baru membahasmu sedikit saja, aku langsung rindu. Engkau sedang apa sekarang? Aku sungguh merindukanmu. Aku tidak tahu pasti alasan mencintaimu, apakah hanya kekaguman semata, pengharapan atas bantuanmu di esok hari, atau tulus dari hati. Maaf, aku mencintaimu dengan syarat dan alasan. Wahai kekasihku,

Gelas dan Manusia

 Aku kira yang penting dalam mencuci gelas, itu bagian bibirnya, karena bersentuhan langsung ke mulut kita ketika minum, begitupun sendok, bagian cekungnya saja. Sehingga sisi lain diabaikan, seadanya aja membersihkannya. Eh, lalu aku sadar, sayang banget kalau bagian dasarnya kotor, percuma bibir gelas bersih tapi ada sisa susu kental manis di bawahnya. Eh, aku tambah sadar lagi, gagang cangkir pun, bagian luar gelas, perlu diperhatiin, biar ga licin, jatuh, dan ngga insecure sama alat makan bersih lainnya. Begitu pun sendok, kalau masih ada minyak di gagangnya siapa yang mau make?  Siapa coba yang mau gelas kotor? Yang ada malah disingkirin  Seperti itu pun manusia, yang dijaga kebersihannya ngga cuman bibirnya, perkataan, dan ucapannya tapi 'inner' alias hati, niat, dan pikiran juga mesti dibersihin.  Serta, sikap, perilaku kita sehari hari ke orang lain harus dijaga. Panampilan kita juga bersih. Mandi, make baju yang rapih, wangi, dandan tipis biar ga kucel. Untuk apa semua

Menyelesaikan Rindu

Ada hal menggelitik yang kusadari saat bertemu dengannya setelah satu semester terpisah, ternyata saat berjumpa pun tetap 'rindu'  Ada gerangan apa ini? Mengapa rasa ini begitu misterius. Aku bertanya dalam diam, apakah selama ini ternyata yang kurindukan bukan dia? Aku hanya geleng geleng kepala, sebab tahu betul siapa orangnya. Tentu dia. Tapi pagi ini aku mendapat jawaban, mungkin karena semalem aku kesusahan sekali untuk tidur karena 'rasa menarik' ini. Sehingga saat berhasil terlelap dan bangun dihadiahi pernyataan 'oh bisa jadi ini' Apa sih rindu itu? Aku pun kesusahan menerjemahkannya, yang kuyakinin rindu adalah manifestasi kasih sayang. Jika diibaratkan pohon, rindu adalah buahnya. Dan pohon itu cinta. Cieleh serius bgt bacanya.  Tapi bener ngga si? Emngnya bisa kita merindukan orang yang ngga kita sayang? Nggakan? Kuat lemahnya rindu bergantung pada besar kecilnya cinta. Wedeehh Terus gimana nih kalau udah rindu? Nah inii yang mau aku bahas :') kar

Self-Compassion

I really wanna hug myself Give her a very warm hug she needs the most I really wanna cry with her, tell her " it’s okay to not be okay" I really wanna validate her emotions, tell her yes, these moments are so hard to you to face, so it’s okay to be sad, to be dissapointed, it’s okay, my dear I really wanna look her in the eye and make her believe that she doesn’t need to be positive all the time I really wanna let her rest, not blaming her for anything I really wanna help her to release all her tiredness away I really wanna say to myself, “You did a good job so far my dear, it’s not your fault.” I really wanna try to understand every wound that she has One, by one One, by one I really wanna make her sure that she is precious to me No matter the world says, no matter what happen in life It won’t change I really wanna support her, always be there for her Become her company who will always be ready To hold her tight, to provide emotional support and care To be the one who will l

Burnout Recovery

“Kenapa saat tertekan, yang terbayangkan hanyalah tali yang terlilit di leher atau kepala yang tergantung?”tanyaku dalam tangis. Aku sangat merasa berisiko tinggi terhadap bunuh diri. Sungguh sebuah kesadaran, bahwa aku terancam oleh pikirian itu. Lima minggu ini aku stress sekali, kelelahan secara fisik dan mental, dan kehilangan spiritual. Bisa disebut burnout. Sudah 24 jam lebih, aku mencoba memulihkan diri, dari mencoba tidur yang puas, skip kuliah, menonton acara kesukaan, dan menjamah setitik Al-quran. Namun, rasanya masih oleng, badanku belum siap untuk kembali terjun ke arus dunia yang semakin deras. Aku jatuh cinta dan terluka, pada ekspektasi. Aku sangat memperjuangkan masa depan, sampai lupa kondisi saat ini kian terpuruk, dan membahayakan alam selanjutnya. Aku menjadi teringat malam itu, memakai celana dan baju cokelat, ditengah mendung yang banyak kilat dan petir, aku terpaksa menaiki lantai paling atas di gedung itu, mencoba menghindari sapuan ombak yang naik ke dar

Buat kamu yang tak bisa bercerita

Bagaimana caranya memulai percakapan? Meminta pertolongan? Menurutku kamu bisa memulainya dengan menghidupkan cahaya, supaya tidak ketakutan dalam gelap. Beranikan diri mencari pertolongan. Menarasikan masalahnya dan minta solusi.  “Tapi, aku hanya ingin didengar, tak mau nasihat, sampah” Baiklah, kalau gitu bilang saja, “Aku boleh cerita tidak? Apakah kamu punya waktu hari ini untuku?” Terdengar lebay? Tapi bisa menjadi alternatif Kamu boleh diam saja, tapi harimu bisa diserang keputusasaan. Jika kamu merasa tak nyaman memberatkan orang lain, buat dirimu dimasa depan mau diberatkan orang lain. Yang kuat menolong yang lemah.  “Tapikan semua orang menderita, emangnya mereka bisa menyelesaikan urusanku?” Ya memang ga bisa! “Terus kenapa harus cerita?” karena kamu butuh. Bukan hanya tubuh yang perlu nutrisi, jiwamu butuh ketenangan.  "Walau tidak bisa bersuara aku menikmati semua ketidakjelasan ini. Sakit ini, sepi ini" Sampai kapan? "Aku juga ngga tahu" Kenapa kam

Kehilangan

Ruangan tak berpenghuni dengan sampah berserakan, cih buruk sekali. Kemana perginya sang tuan? Mimpi dan ambisi. Kakiku dingin sejak pagi, berharap tidak menjalar sampai hati. Aku lelah dan beruntungnya sudah tak menggebu minta mati. Hanya saja, tetap bingung harus bagaimana. Menyesali yang lalu dan mengkhawatirkan yang baru. Apa yang akan terjadi, setelah masa sewa raga habis? Ruh yang suci namun tidak, akan berlabuh kemana? Aku, tidak layak menjadi manusia. Karena enggan bersyukur. Anugrah yang diberi, tak bisa kumanfaatkan seutuhnya. Aku hanyut dalam pusaran kebingungan ini. Tak ada pintu darurat untuk terjun bebas. Mungkin hanya akan tenggelam   dalam samudra dan terhimpit bangkai pewasat. Sebenarnya aku tetep di sini.   Tapi, jiwa dan raga menyadarinya. Mereka kehilangan "aku" . Kembalilah. Hiduplah sekali lagi, untuk secuil harapan. Kamu boleh berlari sampai menemukan titik itu. Rangkailah mereka menjadi garis lurus, takdir yang nyata.  

Putus Asa dan Cara Menyikapinya

Putus Asa dan Cara Menyikapinya Selain air, seutuh gelas dapat mengandung udara, batu, dan debu. Begitu pun manusia yang terdiri atas jiwa dan raga. Lantas, ditubuh yang berlebel aku, ada berapa banyak jenis mahluk yang mengisi? Aku kerap takut padanya, orang asing yang menjelma menjadi mahluk buas. Susah ditebak, dikendalikan, dan dihindari. Saat ini, harapanku hanya ingin bebas dari cengkramannya. Genap seminggu ia menghantui. Memaksa untuk dituruti. Tak kuasa membuatnya raib atau mengalihkan pandang. Aku terkepar, terbujur kaku, tergeletak sendirian di kamar. Terkunci dalam ruang pengap yang gelap. Banyak suara mistirius yang membisikan untuk “mati” dan “benci pada Tuhan”. Lebih dari sekedar cemas. Ia adalah putus asa. Mungkin saat ini aku disisipi setan. Apa yang harus aku lakukan? Apa solusi dari putus asa? Menyambung asa. Mengikat kembali harapan-harapan yang putus. Pertama, ingat tujuanmu diciptakan Allah untuk apa, yakni beribadah, menjadi khalifah atau wakil Allah

Cara Mengatasi Ketakutan

 Menerima Aku sedang takut, marah, sedih, bingung dan tak bisa menolaknya. Hanya tersisa pertanyan “seandainya Rasul sedang merasa seperti ini, apa yang akan dilakukannya?” langsung kucari di youtube, dan medapat jawaban ketika sedih Rasul sabar, berdoa, salat, memohon untuk dihilangkan segala kesedihannya. Sabar adalah menerima segala ketetpannya dan mencari solusi, itu yang kutau. Tapi saat ini aku tak mampu mencari solusi, aku hanya bisa melamun, menikmati semua ketakutan dan ketidakberayaan ini. Aku ngga mau menyangkal emosi, karena jika iya, akan memperkuat perasaannya. Aku ngga butuh tanya “kenapa ini terjadi?” karena jawabannya takkan berujung. Ya, kompleks. Tapi disatu sisi, berdasarkan chenel favoritku, katanya dengan menemukan sumber masalah, itu berarti kita sampai pada solusi. Aku dilema. Aku hanya bisa menerima dan berusaha mengikuti Rasullulah. Sisanya, mari kita liat nanti. Ngga ada yang abadi di dunia ini, kecuali Allah. Jadi? Mari kita kuatkan keberanian, tak u

Takut

Ya allah pemilik semuanya. Aku takut. Aku ingin belajar, tapi selalu terhalang iri hati dan dengki. Aku  malu melihat yang lain di depan sedangkan aku diam ditempat. Wahai pemilik hati dan perasaanku, aku takut. Aku takut pada semunya, hari ini, esok, seterusnya. Bagaimana kehidupanku pasca dunia ini? Aku ngga siap mempertanggungjawabkan semua yang dititipkan padaku. Boro-boro mau melaksanakan tugasnya, menjaga supaya tidak rusak saja tidak bisa. Aku takut. Hari ini, ngga bisa osce saat senin, dan lebih jauh dari itu ngga bisa jadi dokter. Aku gagal menjadi mahasiswa kedokteran. Aku ngga bisa bayangin besok, apakah aku bisa menolong orang lain, kalau aku sendiri ngga bisa menolongku dari takut. Ya Allah, sang penulis scenario, apakah peranku hanya   menjadi figuran? Atau antagonis? 2 minggu ini aku dihantui rasa takut, frustasi, dan cemas. Penelitianku mandek, secara individu lagi sakit dan banyak tugas lain, secara tim, kurang motivasi, koordinasi, arahan, dan banyak lagi. Org

Cara Mengatasi Ketertinggalan Belajar

  Cara Mengatasi Ketertinggalan Pengetahuan Panik? Udah mau ujian? Gimana caranya belajar dengan efektive ? Begitu bodoh ketinggalan sama temen yang lain. Apalagi bertemen sama bintang kelas, makin panik? Cemas. Takut gagal. Alasan sana sani. Tapi, kalau memang temenmu lebih pinter dan belajar banyak duluan, ini adalah kesempatan emas. Belajar dari mereka. Kuncinya Mindset. Kalau kamu ketinggalan ya kejer, kalau diem ya ga kemana-mana. Pada dasarnya semua orang itu bisa berkembang. Coba dulu. Kemarin bukannya kamu gagal belajar, tapi belum berhasil aja. Pengaturan waktumu masih acak-acakan, proskastinasi, dan sakit. It’s okey. Tenangin dirimu sebentar, terus lanjutkan. Growth mindset. Ilmu pengetahuan itu ibaratnya pohon , kuasin dulu dasarnya, buat akar yang kokoh, masalah hasilnya dapet A alias buah yang enak, nanti-nanti dulu. Harus tau dari titik mana kamu kuasai. Harus tau dari mana dikejar. Bisa juga Mastery learning , pahami 90% dari  materi tersebut. Dan ingat, kita p

Langkah Kedua

Kita akan bergerak dari dan ke mana ? Setelah menonton acara “ End Game ” milik Pak Gita Wirjawan dengan bintang tamu Mama Hana, pendiri yayasan penampungan orang   miskin dan aktivis sosial, ia berlatar belakang dari orang tidak mampu, cina, dan nasrani, kaum minoritas. Walaupun mendapat banyak tantangan dan dicurigai kristenisasi, dia sukses besar membuat gerakan positif di nusantara, bahkan bekerjasama dengan orang asing untuk menyejahteran masarakat Indoneisa. Lintas agama, litas suku, dan kesetaraan gender. Aku mendapatkan view baru tentang cinta yang tulus, saling mencintai antar manusia. Bercita meniadakan kesenjangan. Mengobati kebodohan dan kemiskinan. “Mulailah dari hal-hal kecil” katanya. Aku jadi ingat tujuan penciptaanku, untuk mambangun peradaban di bumi, menyeimbangan, menjaga, merawat, dan memakmurkan. Aku adalah bagian dari eksistensi alam semesta ini. Ada malaikat, jin, manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, dan semuanya beribadah pada Allah dengan caranya masin

Harapan

 Aku capek dan butuh istirahat Alhamdulilah aku sekarang berani mengakui perasaanku dan mencoba tidak menghakimi. Jujur melelahkan sekaligus menyenangkan. Dulu, saat SMA aku sangat ingin uji fitokimia dan melakukan penelitian, tapi terhalang fasilitas dan SDM pembimbing. Sekarang, 100% didukung fakultas, keluarga, pemerintah dan teman. Sungguh, terimakasih ya Allah. Makasih semuanya... Engkau Maha Pemurah. Maafkan hamba yang kerap tidak bersyukur, dengan tidak menjaga kesehatan tubuh dan pikiranku. Seperti papan catur, walaupun pion-pion bergerak, berkurang, atau didominasi oleh hitam atau putih, kita hanya mampu melihat dan memberi ruang untuk mereka datang dan pergi. Pikiran positif dan negative ini biarlah menemaniku. Aku ingin berjuang menyelesaikan penelitianku. Serta, menjadi dokter yang baik. Aku ingin berbuat kebaikan. Aku ingin pintar dan mampu menerapkan ilmu kedokteran. Aku ingin belajar blok respirasi sekarang. Banyak yang aku belum paham, seperti radiologi, baca rons

Bermakna

Aku bener-bener ngga kuat Aku marah, sedih, capek, frustrasi Kenapa aku bisa merasa begini? Apa yang sebenrnya terjadi?   Tuhan, aku harus bagaimana? Aku merasa terpuruk Banyak banget chat orang-orang yang ngga kutanggepin, ada yang ngga kebaca, atau senngga ga sengaja cuman kubaca. Sopan santunku hilang, aku lelah. Aku capek. Aku ingin istirahat 10 jam. Sebenrnya ini biasa aja, tapi aku juga ngga tau kenapa jadi ancur begini. Ngga ada yang berjalan lancar. Semua janji kuingkari, semua aturan tuhan kulewati. Tidak ada hal baik yang   tersisa di diriku. Aku selalu mendzolimi diriku, lagi, terus, dan selalu. Udah dua minggu aku di sini, rasanya banyak banget hambatannya. Tuhan, aku malu jika terus-menerus minta dikuatkan.   Sedangkan aku tak pernah mengikuti arahanmu. Aku memohon diberi lebih sedangkan hak sudah kuterima dan kewajiban meluap tak   tau kemana. Aku bener-bener gagap. Aku ingin istirahat. Aku tidak ingin berhenti. Tapi aku memohon diberi koma. Aku butuh jeda

Kegagalan Satu Juni

  KEGAGALAN DIAWAL JUNI Setelah kuperhatikan, rasa hampa   seminggu ini mungkin akumulasi stress dari Januari. Tidak ada yang berjalan lancar, padahal tentu saja ada progress. Kekecewaan= Ekspetasi-Kenyataan Ya… semakin tinggi ekpetasi, semakin rendah kenyataan, semakin besar kekecewaan. Ini membuatku frustrasi, hancur, jadi selama sebulan lalu, aku hanya melakukan Immature defense , strategi pertahanan diri yang kekanak-kanakan.   Marah-marah. Nonton youtube ngga berhenti-berhenti. Hanya ada youtube, instagram, weebtoon, line, dan wa. Hanya di situ saja. Jujur aku lelah. Dan aku ngga berani mengakui kegagalan, aku hanya kabur-kaburan. Aku ngga mau gini terus, walaupun aku   penuh dosa, aku ngga mau putus asa. Walaupun engkau tidak mencintaku Tuhan karena aku tak bertaqwa, dimana aku selalu mengecewakanmu, aku ingin engkau tidak membenciku.   Gimana caranya aku menghadapi semua kegagalan ini dengan dewasa? Pertama, aku mau ceritain semua kegelisahan, kecemasan, ketakutan

Langkah Pertama

Langkah Pertama Alhamdulilah, aku sudah istirahat sejenak. Melelahkan sekali minggu pertama kuliah di semester empat. Bukan hanya karena materi yang terasa asing, tapi beban tugas organisasi yang membuatku sekarat. Untuk kesekian kalianya aku ngalamin yang namanya burnout. Kelelahan sangat parah, dari fisik, mental, emosi, semuanya. Penyebabnya beragam, yang jelas ini efek dari akumulasi tekanan   sehari-hariku. Selama senin-jumat, selalu, kuliah jam 07.00-16.00 lalu 19.00-sekian aku organisasi. Capek? Banget. Dan parahnya sabtunya, aku ke bandarlampung, untuk hal yang ‘sia-sia’. Apakah aku harus jelaskan ke   sia-siannya itu? Jadi, di hari itu aku ada acara Lokakrya UKM U Saintek, aku jadi PJ konsumsinya, sebenrnya udah kudelegasikan tugasnya ke adik tingkat, tapi dia ga bisa belinya. Akhirnya aku yang beli. See? Sederhana ya? Oh tidak, jarak rumahku ke sana itu 1 jam lebih. Aku naik motor, dalam keadaan sakit. Lalu jam 9 nya aku ada acara di fk, pas nyampe sana, baru tau bahw

Dibawah Tekanan

Dibawah Tekanan ”Sekarang ketika liburan okey, semuanya bisa kujalanin. Tapi pas masuk   besok, aku takut ambruk” “Aku takut kaki atau perutku keram, napasku kehabisan, ada ombak tinggi, badai dasyat, daratannya ga segara terlihat, banyak yang lebih hebat dariku. Dan aku mati tenggelam sendirian di samudra ini.” Setalah seminggu diampiri oleh takut, cemas, kwahatir, marah, dan berdebar. Akhirnya aku menemukan semua makna baru. Siapa yang sangka, atas kehadiran mereka, aku jadi belajar meditasi, makin buka wawasan, ide untuk buat applikasi self helpler, pertolongan untuk diri sendiri. Kayanya aku bener-bener harus buat Mekanisme P3K. Pertolongan pertama pada kesepian, ketakutan,   kecemasan, dan ke ke lainnya. Bukan untuk lomba, cari keuntungan biaya, atau pujian dan sanjungan. Aku beneran pengen buat applikasi yang ramah buat orang yang lagi ngga nyaman dengan dirinya sendiri. Aku memang belum tau gimana ngerealisasiiinnya. Tapi, aku pengen berjuang. Aku sudah menemukanmu, tuju

Ini Semua Menyakitkan

-Menyakitkan- Aku khawatir banget akan banyak hal. Dan aku ngga tau harus gimana? Aku selalu nanya, harus gimana, harus gimana, sampe kepala aku mau pecah, dan jantungku berhenti berdetak karena neurotrasmiter dari otak yang mogok. Aku takut, aku harus cari bantuan. Yaps. Satu sisi, sepertinya ortuku lagi banyak masalah, temenku juga, trus mau konseling online mahal cuy, 150 ribet 45 menit. Sayang banget uangnya whwhwhwh. Aku kesepian. UKT belasan juta. Aku bingung harus gimana. Mengerikan sekali. Ternyata selama ini, aku ngga pernah berpikir akan seperti apa kedepan. Aku ngga nyangka masalah biaya ngebuat aku frustrasi banget. Apa aku pantes hidup di dunia ini Tuhan? Aku harus gimana? Ini adalah amunisiku untuk menghadapi dunia 5   tahun kedepan. Aku menjadi dokter dan seorang peneliti. Untuk apa organisasi? Untuk berlajar mengatur diri, pembagian waktu, tanggung jawab, dan belajar. Ini semua adalah proses. Untuk peraasan khawatir akan mamah   ayah, ya memang seharusnya begitu.

Mencari Diri

Konsep diri seperti apa yang harusnya aku pake? Banyak yang aku risaukan sekarang. Tentang kehidupanku kemarin, sekarang dan masa yang akan datang. 1.        Waktu istirahtku yang ngga teratur 2.        Porsi main instagramku yang berlebihan. 3.        Mempertanyakan mimpi dan tujuanku 4.        Perasanku yang semakin berkembang atau malah layu? 5.        Penurunan kemampuan berpikir logis 6.        Pengen punya konsep pribadi sendiri tentang diri sendiri dan alam semesta seisinya 7.        Uang? 8.        Mau dibawa kemana blog, konten instagramku, dan youtubeku? 9.        Bahasa inggrisku   atau menulis karya ilmiah, mana yang paling prioritas sekarang? 10.    Aku pengen nerbitin literature review. How? How? Kenapa aku cuman bermimpi tanpa menusun strategi? 11.    Bapin? Ukm saintek? Fsi? 12.    Kontribusi apa aku ke masyarakat? Minimal lingkungan fk unila?   Apapun itu, yang paling terasa adalah emosiku semakin aneh. Aku tetep khawatir, tapi ada secerca